15 Sep 2021 10:43 - 5 menit membaca

Amalan-amalan dan Doa Tolak Bala Rabu Wekasan

Bagikan

Bulan Safar merupakan bulan ke dua dari penanggalan Hijriyyah. Sedangkan hari Rabu tarakhir pada bulan itu, disebut Rabu Wekasan atau Rabu Pungkasan.

Sebagian orang di beberapa daerah di Indonesia mempercayai bahwa Rabu terakhir di bulan Safar itu adalah hari sial. Sehingga mereka melakukan ritual-ritual tertentu untuk menolak bala atau kesialan yang jatuh pada hari itu.

Bahkan ritual Rabu Wekasan sudah menjadi tradisi turun temurun di kalangan masyarakat Jawa, Madura dan sekitarnya. Bentuk ritual Rebo Wekasan umumnya dilakukan dengan shalat, berdoa dengan doa-doa khusus, selamatan, sedekah, silaturrahim, dan berbuat baik kepada sesama.

Awal mula tradisi ini dilakukan karena ada anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad Dairobi (W.1151 H) dalam kitab Fathul Malik al-Majid al-Mu-Allaf li Naf’il ‘Abid wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid (biasa disebut Mujarrabat ad Dairabi). Syeikh Ad Dairabi berkata dalam Mujarrabatnya bahwa “sebagian orang ma’rifat dari ahli kasyaf dan tamkin menyebutkan, setiap tahun, turun 320.000 cobaan. Semuanya itu pada hari Rabu akhir bulan Safar. Pada hari itu menjadi sulit-sulitnya hari di tahun tersebut”.

Menurut Syekh ad Dairabi terdapat beberapa amalan pada hari Rabu Wekasan, diantaranya, melaksanakan shalat 4 rakaat. Pada setiap satu rakaat setelah membaca surah Al- Fatihah dilanjutkan membaca surah Al-Kautsar 17 kali, surat Al-Ikhlash 5 kali, surah Al-Falaq dan Surah An-Nas masing-masing satu kali.

Syekh ad Dairabi menjelaskan dengan membaca amalan tersebut, Allah Swt akan menjaga orang tersebut dari semua bala yang turun pada hari itu, dan satu bala dari bala- bala tersebut tidak mengitarinya sampai akhir tahun.

Kemudian dianjurkan membaca doa di bawah ini :

وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، 

اَللّـٰـهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوٰى ، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ ، يَا عَزِيْزُ ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ ، اِكْفِـنِيْ مِنْ شَرِّ جَمِيْعِ خَلْقِكَ ، يَا مُحْسِنُ ، يَا مُجَمِّلُ ، يَا مُتَفَضِّلُ ، يَا مُنْعِمُ ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لآَ إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ ، اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. 

اَللّـٰـهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِـيْهِ وَأُمِّـهِ وَبَنِيْـهِ اِكْفِـنِيْ شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ . يَا كَافِيْ (فَسَـيَكْفِيْـكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ) ، وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ 

وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آٰلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Artinya: “Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan salawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad dan atas keluarga serta para sahabat beliau. Ya Allah Wahai Yang Maha Kuat kekuatan-Nya, wahai Yang sangat rekadaya-Nya, wahai Yang Maha Perkasa yang mana kepada keperkasaan-Mu tunduklah segala makhluk, cukupkanlah aku dari segala makhluk-Mu, wahai Yang Maha Baik, wahai Yang Maha Memperindah, wahai Yang Maha Memberi karunia, wahai Yang Maha Memberi nikmat, wahai Yang Maha Memulyakan, wahai Yang tiada Tuhan selain Engkau, kasihilah aku dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. Ya Allah, dengan rahasia yang ada pada sayyid Hasan, saudaranya (Sayyid Husein), kakeknya (Nabi Muhammad shallallaahu ‘Alaihi wasallam), ayahnya (sayyidina Ali), ibunya (Sayyidah Fathimah), serta keturunannya jauhkanlah hamba dari keburukan hari ini dan keburukan yang turun di dalamnya, wahai Dzat Yang mencukupi. ( Allah akan mencukupi kamu sekalian dan Allah Maha mengetahui lagi Maha mendengar). Dia adalah sebaik-baik Dzat Yang mencukupi dan menguasai, tiada daya dan kekuatan selain hanya dari Allah yang maha Agung dan maha Luhur. Dan semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan para shahabat beliau.

Sementara, Syekh al Buni dalam kitab al Firdaus menerangkan bahwa pada hari Rabu Wekasan Allah Swt menurunkan bala antara langit dan bumi. Lalu, diambil oleh yang ditugaskan dengannya dan diserahkan kepada Quthbul Ghauts , kemudian Quthbul Ghauts menyebarkannya ke penjuru alam. Maka apa yang terjadi berupa kematian, bala ataupun kesusahan adalah dari bala yang disebarkan oleh Quthbul Ghauts tersebut.

Menurut keterangan lebih lanjut bahwa barang siapa yang ingin selamat dari semua itu, hendaknya melakukan shalat enam rakaat. Pada rakaat pertama membaca surah Al Fatihah dan Ayat Kursi. Pada rakaat kedua membaca surah Al Fatihah dan Surah Al Ikhlash. Kemudian membaca doa:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِأَسْمَائِكَ الْحُسْنَى وَبِكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ وَبِحُرْمَةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَحْفَظَنِيْ وَأَنْ تُعَافِيَنِيْ مِنْ بَلَائِكَ يَا دَافِعَ الْبَلَايَا يَا مُفَرِّجَ الْهَمِّ وَيَا كَاشِفَ الْغَمِّ اِكْشِفْ عَنِّيْ مَا كُتِبَ عَلَيَّ فِيْ هَذِهِ السَّنَةِ مِنْ هَمٍّ أَوْ غَمٍّ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ وَصَلَّى اللهُ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَتَسْلِيْمًا

Artinya: “Ya Allah, Sesungguhnya hamba memohon Engkau dengan Asma Engkau yang bagus, dan kalimah Engkau yang sempurna, dan dengan kehormatan Nabi Engkau, Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, agar Engkau menjaga hamba, Engkau melindungi hamba dari bala Engkau, Wahai Dzat Yang menolak segala bala, wahai Dzat Yang menghilangkan kesedihan, Wahai Dzat yang melenyapkan kesusahan, hilangkan dari hamba perkara yang ditulis atas hamba didalam tahun ini berupa kesedihan atau kesusahan. Sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan salam sebenar-benar salam atas penghulu kami, Nabi Muhammad, keluarga beliau, dan shahabat beliau.”

Selain itu juga dianjurkan membaca Surah Yasin. Dan ketika sampai pada bacaan “salaamun qaulan min rabbin rahim” di baca secara berulang-ulang sebanyak 313 kali.

Kemudian berdoa:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْأَفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا أَعْلَى الدَرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِي الحَيَاةِ وَبَعْدَ المَمَاتِ 

اَللَّهُمَّ اصْرِفْ عَنَّا شَرَّ مَايَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَخْرُجُ مِنَ اْلأَرْضِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat (rahmat) atas penghulu kami Nabi Muhammad, semoga dengan berkah shalawat itu Engkau lepaskan kami dari segala bencana dan musibah, Engkau tunaikan segala hajat kami, Engkau bersihkan kami dari segala kejahatan dan Engkau tingkatkan derajat kami, Engkau sampaikan tujuan maksimal kami dari semua kebaikan kehidupan kami baik di dunia maupun sesudah wafat. Ya Allah, hindarkanlah kami keburukan perkara yang turun dari langit, dan yang keluar dari bumi. Sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan rahmat dan salam atas penghulu kami, Nabi Muhammad, keluarga beliau dan shahabat beliau.”

Syeikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Quds (wafat 1363 H) dalam Kitab Kanzunnajah Wassuruur Fil Ad’iyah Allatii Tasyrahushshuduur yang menjadi rujukan alamaliyah Rabu Wekasan mengingatkan supaya senantiasa mengamalkan bacaan doa dan amalan-amalan pada hari Rabu Wekasan. Karena doa-doa tersebut banyak faedahnya. Dengan melandaskan niat untuk mengikuti ulama salaf yang mana mereka mengamalkannnya dan menganjurkannya. “Maka amalkanlah doa-doa tersebut, dengan bergantung kepada Allah, tanpa memperdulikan lain-Nya”.

Ustad Toha (Katib MWCNU TIBA)
Foto: Ilustrasi Do’a (Internet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

- - Amalan-amalan dan Doa Tolak Bala Rabu Wekasan