Ketum PBNU: Muslimat, Kunci Kejayaan Indonesia!

By 10 bulan lalu 2 menit membaca

pena9.com — Jakarta, 20 Januari 2024 – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya, menghadiri dengan penuh semangat perayaan Harlah ke-78 Muslimat NU di stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada Sabtu (20/1/2024).

Di depan ratusan ribu kader Muslimat NU yang hadir, Gus Yahya menyampaikan ucapan selamat ulang tahun sekaligus mengajak seluruh jamaah untuk bersyukur menyongsong tahun kedua di abad kedua NU. “Selamat ulang tahun ke-78 Muslimat Nahdlatul Ulama. Selamat mensyukuri, merayakan, menikmati ulang tahun ke-101 NU,” ucapnya penuh kehangatan.

Dengan keyakinan yang mendalam, Gus Yahya menyatakan kepercayaannya bahwa Allah swt terus mencurahkan berkah dan rahmat kepada seluruh umat. Menekankan peran yang kuat dari Muslimat NU, Gus Yahya dengan semangat mengulangi frasa yang menjadi semboyan, “Muslimat kuat, Indonesia kuat. Ibu-ibu Muslimat memperkuat Indonesia.”

“Ibu-ibu Muslimat siap bergerak bersama menopang kejayaan bangsa dan negara. Muslimat kuat, Indonesia kuat. Muslimat kuat, Indonesia kuat. Muslimat kuat, Indonesia kuat,” tegasnya dengan penuh semangat. Gus Yahya juga tak lupa memberikan penghormatan kepada para nyai-nyai, tokoh perempuan yang memiliki peran sentral dalam mendidik dan membimbing jamaah serta santri.

Dia menyoroti kerelaan nyai-nyai untuk duduk sama rendah di lantai stadion, bersama dengan berbagai lapisan masyarakat. “Di antara lautan ibu-ibu ini, tidak sedikit nyai-nyai dengan ribuan santri, nyai-nyai yang disayangi jamaahnya, ditakuti kiai-kiai. Semuanya rela dengan suka cita mendelosoh (duduk lesehan) sama rendah di lantai stadion ini, bersebelahan dengan bakul lombok, bersebelahan dengan pedagang kelontong, semua rela duduk sama rendah karena semua tahu dan paham bahwa kita setara. Tidak laki-laki, tidak perempuan, semuanya setara,” tegas Gus Yahya.

Perayaan Harlah ini bukan hanya sebagai peringatan usia Muslimat NU, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat solidaritas dan semangat kesetaraan di kalangan umat. Gus Yahya berharap agar semangat ini terus berkobar dan memberikan dampak positif bagi kemajuan Indonesia.

“Karena NU didirikan dengan cita-cita peradaban. Dan cita-cita peradaban harus dimulai dengan negara yang kuat,” jelasnya. Gus Yahya menegaskan bahwa untuk mendirikan negara yang kuat, peran ibu-ibu sangat krusial, karena perempuan adalah tiang negara. Pungkasnya, semoga semangat kebersamaan ini terus memberikan kontribusi positif untuk kemajuan dan keharmonisan Indonesia.

Sumber : NU Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ketum PBNU: Muslimat, Kunci Kejayaan Indonesia! - PENA9
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%