23 Jan 2024 00:19 - 2 menit membaca

KH Miftachul Akhyar, Ajak Masyarakat Pedomani Etika dan Taat pada Pemimpin

Bagikan

pena9.com — Jakarta, 20 Januari 2024 – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftahul Akhyar menyampaikan pesan penting kepada seluruh jajaran NU, Banom, dan masyarakat luas untuk menghindari kekacauan, kegaduhan, dan tetap berpegang pada prinsip ketaatan pada pemimpin. Pernyataan ini disampaikan dalam sambutannya pada perayaan Harlah ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (20/01/2024).

“Saya minta kepada jajaran NU beserta banomnya, mari berikan ketaatan, itu keindahan NU. Bukan karena pimpinan ingin ditaati. Karena ketaatan adalah modal besar,” ungkap Kiai Miftahul Akhyar.

Kiai Miftahul menegaskan bahwa dalam NU, yang berakidah Ahlussunah wal Jamaah, sikap dan ketaatan terhadap pimpinan merupakan nilai yang selalu dikedepankan. Mendengarkan dengan penuh kesungguhan dan menaati keputusan pimpinan, baik itu dalam konteks organisasi, negara, atau ulil amri. Meskipun Indonesia bukan negara berdasarkan agama, Kiai Miftahul mengingatkan bahwa pemimpin negara tetap harus dihormati dan ditaati, sesuai dengan prinsip NU.

“Sehingga barang siapa yang menaati pemimpin dalam segala lapisan, maka Allah akan memuliakannya,” tegas tokoh NU asal Surabaya tersebut. Ia menyarankan agar jika terdapat ketidaksepakatan terhadap kebijakan atau keputusan pimpinan, hal tersebut harus diutarakan dengan penuh kebijaksanaan dan tanpa mengkhianati kepercayaan.

Menurut Kiai Miftahul, menghormati pemimpin adalah suatu kewajiban, dan menyebarkan berita buruk atau menghinakan pemimpin dengan niat merusak nama baiknya dapat mendatangkan sanksi dari Allah. Ia menekankan bahwa karakter orang NU adalah menjaga persaudaraan dan tidak menyebarkan berita palsu tanpa klarifikasi.

“Kita harus menjaga ketentraman, jangan sampai langkah dan ucapan karena ketidaksetujuan dengan pemimpin membuat gaduh di tengah masyarakat. Ini dapat menyebabkan perpecahan dan kerusakan yang lebih besar,” tambahnya. Kiai Miftahul Akhyar menegaskan bahwa orang yang senang menyebarkan berita buruk terhadap mereka yang telah beriman kepada Allah akan mendapatkan sanksi, baik di dunia maupun di akhirat.

Sumber : NU Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

- - - KH Miftachul Akhyar, Ajak Masyarakat Pedomani Etika dan Taat pada Pemimpin