9 Agu 2021 17:57 - 3 menit membaca

Menelisik Sejarah Muharram dan Tahun Hijriyah

Bagikan

Muharam (Asyura) adalah bulan pertama dalam hitungan kalender umat Islam (penanggalan Qomariyah atau Hijriyah). Penetapan bulan muharram sebagai awal tahun Hijriyah sarat dengan sejarah. Nama Hijriyah di ambil dari Hijrahnya Nabi Muhammad Saw.

Melansir NU Online, menurut riwayat para ulama pakar tarikh yang masyhur, Tahun Hijriyah ditetapkan kali pertama oleh Umar bin Khattab Ra ketika ia menjadi khalifah pada tahun 17 Hijriyah.

Sebagaimana diceritakan Imam Ibnu al-Jauzi dalam kitabnya al-Muntadham fi Tarikh al-Muluk wal Umam (4/227), pada saat kekhalifahan Umar bin Khattab, dan kepengurusan negara telah tertata rapi, Sayyidina Umar pernah menerima sebuah dokumen yang bertuliskan Sya‘ban. Sayyidina Umar berkata, “Yang dimaksud di sini, Sya‘ban yang mana? Yang lalu, akan datang, atau sekarang?”

Kemudian Sayyidina Umar mengumpulkan para sahabat dan mengadakan musyawarah berkata kepada mereka, “Tetapkan tahun untuk masyarakat, yang bisa mereka jadikan sebagai acuan”.

Musyawarah yang diselenggrakan Umar bersama para sahabatnya menghasilkan beberapa pilihan tahun bersejarah untuk dijadikan sebagai acuan memulai tarikh Islam tersebut. Yaitu, tahun kelahiran Nabi Muhammad, tarikh kebangkitannya menjadi Rasul, tahun wafatnya, atau ketika Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah. Lalu, diantara pilihan tersebut, akhirnya ditetapkanlah bahwa tarikh Islam dimulai dari hari hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Makkah menuju Madinah menjadi awal tarikh Islam, yaitu awal tahun Hijriyah.

Ada beberapa alasan mengapa Hijrahnya Nabi Muhammad Saw yang ditetapkan sebagai awal tarikh Islam (tahun Hijriyah). Hal ini tak lain karena hijrahnya Nabi Muhammad Saw mempunyai nilai yang lebih dalam sejarah perkembangan dakwah Islamiyah.

Setelah Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah, dakwah Islam mulai mencapai kejayaannya yang gemilang. Berbeda dengan sebelum hijrah, umat Islam merupakan golongan yang selalu ditindas dan disiksa oleh kaum Musyrikin. Dengan hijrahnya Nabi Muhammad Saw dan kaum muslimin ke Madinah berarti Islam telah mempunyai kedudukan yang kuat dan telah terbentuk di dalamnya sebuah negara Islam yang memiliki peraturan, pimpinan serta undang-undang tersendiri.  

Dengan melihat sejarah hijrahnya Nabi Muhammad Saw, diharapkan peristiwa hijrah akan selalu dikenang oleh umat Islam pada tiap-tiap tahun. Sebagai cermin bagaimana perjuangan yang gigih dan pengorbanan tenaga dan jiwa raga Nabi Muhammad Saw dengan para sahabatnya dalam menegakkan Islam.

Di samping itu, hijrah Nabi Muhammad Saw juga menunjukkan bahwa Allah telah memisahkan dan membedakan antara yang haq dan yang bathil, membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hijrah merupakan awal membangun kekuatan umat Islam.

Alasan lain dengan ditetapkannya Muharram sebagai awal bulan Hijriyah adalah semata-mata memandang bulan Muharram  adalah bulan di mana Nabi berniat untuk Hijrah. Meski di lain itu juga terdapat peristiwa penting yang di alami oleh Nabi seperti di bulan Shafar yaitu peristiwa Nabi keluar dari kota Makkah pada hari kamis akhir bulan Shafar, pada tanggal 2 Rabi’ul Awwal (20 September 622 M) Nabi keluar dari tempat persembunyiannya di Gua Tsur untuk menuju ke Madinah. Dan Nabi memasuki Madinah tepat pada malam hari 12 Rabi’ul Awwal. Selain itu di bulan Muharam ini pulalah para jama’ah haji baru selesai mengerjakan ibadah haji dan pulang ke negerinya masing-masing. Dengan adanya keputusan yang demikian itu, seolah-olah hijrahnya Nabi Muhammad Saw jatuh pada bulan Muharam dan dipandang patut sebagai permulaan tahun di dalam Islam. (Hadi)

Foto: Ilustrasi (Internet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

- - Menelisik Sejarah Muharram dan Tahun Hijriyah