pena9.com — Kraksaan, 25/02/2024 – Dalam rangka memperingati Harlah Nahdlatul Ulama (NU) yang ke-101, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kraksaan menggelar acara resepsi puncak HARLAH NU 101 yang dihadiri oleh para tokoh dan pengurus NU dari berbagai tingkatan, serta tokoh-tokoh masyarakat setempat. Acara tersebut dilangsungkan di halaman kantor PCNU Kota Kraksaan, Ahad (25/02).
Suasana cerah penuh semangat, resepsi Harlah NU ke-101 ini digelar tujuannya adalah konsolidasi jam’iyah untuk memperkuat dan menyatukan jamiyah NU dalam menghadapi tantangan zaman menuju abad kedua Nahdlatul Ulama. Tema yang diusung dalam resepsi ini adalah “Penguatan Organisasi NU dalam Rangka Menyongsong Abad Kedua Nahdlatul Ulama”.
Harlah dihadiri oleh berbagai tokoh penting. Di antaranya PJ Bupati Probolinggo Ugas Irwanto, PJ Ketua Pengurus Wilayah NU KH Abdul Hakim Mahfudh, jajaran PCNU, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), serta pengurus ranting NU se-Kota Kraksaan. Kehadiran para tokoh tersebut memberikan warna dan semangat tersendiri dalam perayaan ini.
Dalam sambutannya, Ketua PCNU Kota Kraksaan H. Achmad Muzammil mengungkapkan sejumlah hal. Pada perayaan harlah ke-101 ini, PCNU memberikan anugerah kepada KH. Hasan Abdul Wafi sebagai muallif Sholawat Nahdliyyah yang cukup populer di kalangan Nahdliyyin.
“Penganugerahan ini patut dan layak disematkan kepada almarhum KH. Hasan Abdul Wafi karena Sholawat Nahdliyyah menginspirasi warga Nahdliyyin untuk berkhidmat kepada Nahdlatul Ulama,” tuturnya.
Anugerah diserahkan kepada KH. Abdurrahman Wafi, putra dari KH. Hasan Abdul Wafi. Penyerahan disampaikan oleh Rais PCNU Kota Kraksaan KH. Abdul Wasik Hannan, didampingi Ketua PCNU H. Achmad Muzammil dan sekretaris PCNU H. Fauzan Hafidzi.
Usai penganugerahan, KH. Abdurrahman Wafi dihaturkan untuk memberikan ijazah Sholawat Nahdliyyah kepada hadirin harlah.
Selanjutnya, hadirin menyimak ceramah agama oleh PJ Ketua PWNU Jawa Timur KH. Abdul Hakim Mahfudh. Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang yang karib disapa Gus Kikin dalam tausiahnya mengupas secara tuntas aspek kesejarahan berdirinya Nahdlatul Ulama dan geneologi Wali Songo yang menjadi karakter keislaman Nusantara termasuk karakter keislaman NU.
Acara ditutup dengan doa yang dipanjatkan khusuk oleh beliau Habib Muhammad Baaly. (Musim)
Tinggalkan Balasan