Mujahadah Kubro Kader NU Se-Jawa Timur pertama kali digelar dengan mengangkat tema “NU menyambung Sanad Jam’iyyah, Menyambung Sanad Keilmuan, dan Perjuangan” di pesarean Kiai Agen Muhammad Besari di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Ahad, (20/06/2022). Kendati dibanjiri ratusan ribu peserta Mujahadah hamdulillah berlangsung lancar dan khidmat.
Hadir dalam rombongan PCNU Kota Kraksaan diantaranya KH.Musyayyib Nahrawi (A’wan PCNU Kota Kraksaan), KH. Abd. Wasik Hannan (Rois Syuriah PCNU Kota Kraksaan), Drs. Abd. Hamid (Wakil Ketua PCNU Kota Kraksaan), Drs. KH. Abd. Hamid (Wakil Ketua PCNU Kota Kraksaan), Drs. KH. Ach. Muzammil (Wakil Ketua PCNU Kota Kraksaan), Gus. H. Fauzan Hafidhi (Sekretaris PCNU Kota Kraksaan), Gus. Habiburrahman (Ketua PC. RMI NU Kota Kraksaan), Gus Imron Hamzah, Gus. Basith Badali, Gus. Hafiluddin, Ust. Miftahudin Jauhari ( Korbid Pengkaderan PCNU Kota Kraksaan), Roby Zidni Ilman (Wakil Ketua PC. Lembaga Ta’lif Wan Nasr NU Kota Kraksaan), juga Ketua MWCNU Se-Kota Kraksaan (Tiris Barat, Tiris Timur, Krucil, Gading, Besuk, Maron,Pajarakan,Paiton,Krejengan, Gending, Pakuniran, Dosen Universitas Islam Zainul Hasan Genggong, dan ratusan kader se-PCNU Kota Kraksaan.
Trip perjalanan menuju Mujahadah diawali dengan Tawassul dan Ta’ziyah di Maqbarah Muassis NU di Tebu Ireng Jombang, pembacaan Yasin dan Tahlil dan diakhiri foto bersama di depan Monumen Asmaul Husna dan Museum Islam Nusantara pertanda antusias dan ghirah Kader PCNU Kota Kraksaan sangat totalitas dan berkomitmen tinggi dalam mengabdi dan mentauladani perjuangan Muassis NU di Nahdlatul Ulama’.
Perlu diketahui, mengapa harus diponorogo Mujahada Akbar ini dilaksanakan mengingat banyaknya pilihan dan fasilitas di Sekitar Jawa Timur, Tentu Kita perlu tau Siapakah beliau sosok kiai KHOS dan Khalifataini (Keturunan Bangsawan dan Agamawan), Beliau Kiai Ageng Besari adalah tokoh penyebar Islam di Ponorogo pada abad ke-17. Ia dikenal mahaguru para Raja Jawa. Ia merupakan kakek dari Kiai Muhammad Hasan Besari, ulama abad ke-18 yang disebut Gus Dur sebagai monumen perpaduan antara Islam dan nasionalisme.
Kiai Ageng Besari pun demikian. Ia merupakan perpaduan antara karakter agamawan dan bangsawan. Dari jalur ayah, yakni Kiai Anom Besari Caruban, Madiun, Kiai Ageng Besari merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Sedangkan dari garis keturunan Ibu (Nyai Anom Besari), nasabnya sampai kepada Rasulullah SAW melalui garis Sayyidati Fatimah Az-Zahra.
Pendiri Nahdlatul Ulama Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari juga keturunan dari Kiai Ageng Muhammad Besari dari jalur Kiai Basyariyah Sewulan, Kabupaten Madiun, yang menjadi menantu Kiai Bin Umar Banjarsari.
Kiai Ageng Besari adalah pendiri Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari pada awal abad 17 M. Menurut Mbah Kicuk Suparnun selaku salah satu dzurriyah Tegalsari, semua pondok pesantren yang ada di Jawa rata-rata didirikan oleh keturunan dari Tegalsari.
“Banyak pondok di Jawa yang memiliki hubungan erat dengan Mbah Besari, seperti Pondok Lirboyo, Ploso, Jampes, Tremas, dan lain-lain masih mempunyai nasab sampai Tegalsari,” Ucap Mbah Kicuk dalam kutipan NU jatim.id
Disebutkan pula bahwa dari garis keturunan Kiai Ageng Besari pula kelak lahir sosok Sultan Kartasura, yakni Pakunuwono II, Begawan Kasultanan Kartasura Raden Ngabehi Ronggowarsito, dan tokoh pergerakan kemerdekaan HOS Tjokroaminoto. Pendiri Pondok Pesantren Tremas Pacitan, KH Abdul Mannan, juga pernah nyantri di Tegalsari.
Dalam Rangkaian Acara Mujahadah Kubro ini diawali dengan Lantunan Sholawat Nabi Muhammad SAW, Istighatsah, Ijazah Kubro dan Mujahadah Kubro diakhiri dengan Do’a yang dipanjatkan oleh 9 Kiai sepuh.
Dengan demikian, Mujahadah Kubro Kader NU ini untuk:
Kontributor : Roby Zidni Ilman NU Go Public PCNU Kota Kraksaan
Tinggalkan Balasan